MASIH MALU SEBAGAI BANGSA INDONESIA ?
Pada masa ini banyak orang Indonesia yang merasa malu dengan kebangsaannya. Hal ini mungkin dikarenakan negara yang sedang berkembang ini mengalami banyak kegagalan dalam perjalanannya menuju masa depan yang lebih baik. Tikungan dan kerikil tajam mewarnai hari-hari bangsa Indonesia. Mulai dari bencana, kebobrokan politik, kenyataan sosial ekonomi yang parah, kemiskinan, kelaparan, dan masih banyak carut-marut kehidupan bangsa ini. Tetapi, bukannya tergugah untuk berlomba-berlomba memperbaikinya, rakyat lebih memilih untuk mengkritik bangsanya.
Tidak jarang kita mendengar, “ Beginilah bangsa Indonesia ini,...” atau “ Namanya juga orang Indonesia,...”. Ada peribahasa untuk keadaan ini “ bagai mendulang air terciprat muka sendiri”, artinya mempermalukan bangsa sendiri sama dengan mempermalukan diri sendiri. Daripada membuang waktu untuk hal tersebut bukankah lebih baik memikirkan cara untuk membangun negara ini menjadi lebih baik, bahkan dengan memikirkannya saja sudah menjadi awal yang baik untuk mendukung pembangunan tersebut.
Tahukah kita bahwa ketika kita merasa malu dengan bangsa sendiri, kecewa, dan menyalahkan keadaan yang terjadi menjadikan kita orang yang pesimis dan kehilangan harapan akan adanya hari yang cerah bagi Indonesia? Respons negatif kita mengikis impian-impian besar kita bagi bangsa ini. Padahal jika memilih untuk berpikir positif di tengah kesulitan ini, banyak waktu yang bisa dimanfaatkan untuk usaha mensejahterakan bangsa.
Semangat nasionalisme itu seharusnya bukan hanya menggebu-gebu saat pertandingan sepak bola, bulu tangkis, atau pertandingan olahraga lainnya, tapi justru harus berapi-api ketika membantu memperbaiki permasalahan bangsa. Nah, ketika kita sudah memiliki rasa nasionalisme itu, sebuah pertanyaan muncul, ” bagaimana cara mengatasi permasalahan bangsa tersebut?”
Kita bisa mulai dari diri sendiri. Mulailah mencintai bangsa Indonesia dan mulailah merasa bangga karena Tuhan menempatkan kita di sini untuk suatu tujuan yang mulia. Perlu untuk kembali membaca Pancasila dalam hati dan menghayatinya. Pancasila merupakan ideologi negara yang membantu kita memahami kepribadian dan tujuan bangsa Indonesia. Pikirkanlah bagaimana Pancasila itu tertanam dalam sikap kita sehari-hari.
Mungkin kita bukanlah orang yang berpengaruh langsung terhadap perubahan drastis bangsa ini namun, kita bisa mulai dengan melakukan yang terbaik dalam profesi kita masing-masing. Suatu saat nanti mungkin Tuhan akan mempercayakan hal yang lebih besar untuk kita tangani bagi bangsa ini.
Mungkin akan terdengar sedikit religius, tapi mengertikah kita bahwa Tuhan menempatkan kita di negara ini karena suatu alasan. Tuhan tidak melakukan kesalahan dan ini bukan suatu kebetulan. Tuhan benar-benar ingin menciptakan kita sebagai pribadi bangsa Indonesia dan menempatkan kita di sini untuk suatu kesempatan besar.
Saya pernah tergugah oleh kata-kata di facebook seorang motivator terkenal, Pak Mario Teguh, yang mengatakan demikian :
“Adik-adik saya calon pemimpin Indonesia, apapun yang ingin Anda bangun bagi bangsa ini, harus Anda bangun lebih dulu di dalam hati setiap jiwa Indonesia. Tempat pemberangkatan bagi perbaikan kehidupan bangsa ialah hati rakyat. Maka berlakulah yang membesarkan hati setiap jiwa Indonesia. Bersikaplah, berbicaralah dan berlakulah yang jujur. Dengannya, kesungguhan rakyat akan menjadi kekuatan Anda”.
Bila dipikirkan, yang dikatakan beliau benar bahwa membangun Indonesia harus diawali dengan membesarkan hati setiap jiwa Indonesia karena dengan hati yang sungguh tentu sesuatu yang besar sekalipun dapat diraih.
Marilah berharap baik bagi kemajuan bangsa Indonesia dan melakukan yang terbaik dengan apa yang bisa kita lakukan hari ini untuk sesama, untuk Indonesia.
Artha Lina Ginting